JURNAL ILMIAH TEKHNOLOGI DAN INFORMATIKA
ANALISIS INTENSITAS METODE PENDETEKSIAN
TEPI SOBEL
Miftahul huda
STIKOM
Banyuwangi
Jl.A Yani 80 Banyuwangi
ABSTRAK Metode
pendeteksian tepi Sobel adalah metode pendeteksian tepi terbaik dibandingkan
dengan metode pendeteksian tepi lainnya seperti metode Prewitt dan metode
Robert. Jika pada metode Robert atau Prewitt hanya menggunakan jendela 2x2 pada
maskingnya, maka pada metode Sobel menggunakan jendela 3x3 pada maskingnya
sehingga hasil yang di dapat menjadi lebih sempurna dari metode-metode
pendeteksian tepi yang lainnya. Bagaimana jika masking pada sobel ini kita
kalikan dengan suatu nilai (0-255) sehingga kita dapat mengubah kekuatan
intensitas pendeteksian tepi pada metode sobel agar mendapatkan hasil yang
lebih baik. Kata Kunci : Analisis, Intensitas, Pendeteksian tepi, Sobel.
1. PENDAHULUAN
Pendeteksian
tepi (edge detection) adalah pendekatan yang paling umum digunakan untuk
mendeteksi diskontinuitas grey-level. Hal ini disebabkan karena titik ataupun
garis yang terisolasi tidak terlalu sering dijumpai dalam aplikasi praktis.
Sampai sejauh mana segmentasi tersebut dilakukan tergantung pada masalah yang
dihadapi. Idealnya, langkah segmentasi tersebut dihentikan pada saat objek yang
diinginkan sudah berhasil dipisahkan. Metode pendeteksian tepi Sobel adalah
metode pendeteksian tepi terbaik dibandingkan dgn metode pendeteksian tepi
lainnya seperti metode Prewitt dan metode Robert. Jika pada metode Robert atau
Prewitt hanya menggunakan jendela 2x2 pada maskingnya, maka pada metode Sobel
menggunakan jendela 3x3 pada maskingnya sehingga hasil yang di dapat menjadi
lebih sempurna dari metode-metode pendeteksian tepi yang lainnya. Bagaimana
jika masking pada sobel ini kita kalikan dengan suatu nilai (0-255) sehingga
kita dapat mengubah kekuatan intensitas pendeteksian tepi pada metode sobel
agar mendapatkan hasil yang terbaik dari metode pendeteksian tepi sobel dengan
melihat nilai-nilai yang didapat.
2. IDENTIFIKASI
MASALAH
Persoalan yang
dihadapi adalah bagaimana mengalikan masking yang digunakan oleh metode
pendeteksian tepi sobel sehingga kita dapat mengubah nilai intensitas
pendeteksian tepi yang dilakukan dan mendapatkan hasil pendeteksian tepi yang terbaik
berdasarkan hasil-hasil yang diperoleh dan mengeluarkan nilai-nilai penting
yang diperlukan untuk perbandingan (MSE dan PSNR).
3. MAKSUD dan
TUJUAN
Maksud dari
penelitian ini adalah untuk merubah kernel atau mask yang digunakan pada metode
pendeteksian tepi sobel sehingga dapat merubah nilai intensitas/kekuatan pada
pendeteksian tepi. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh suatu
metode pendeteksian tepi yang dapat diatur kekuatan intensitas pendeteksian
tepinya sesuai dengan yang kita inginkan dan mendapatkan hasil yang
4. LANDASAN
TEORI
Metode Sobel Ada beberapa
metode pendeteksian tepi yang terkenal dan banyak digunakan, diantaranya adalah
metode Robert, Prewitt, Sobel, dan Gonzales. Tapi di sini kita hanya akan
membahas metode sobel saja karena operator sobel adalah operator yang banyak
digunakan sebagai pendeteksian tepi karena kesederhanaan dan keampuhannya serta
juga digunakan dalam penulisan tugas akhir ini. Metode sobel merupakan
pengembangan dari metode robert dengan menggunakan filter HPF (high pass
filter) yang diberi satu angka nol penyangga. Kelebihan dari metode sobel
ini adalah kemampuan untuk mengurangi noise sebelum melakukan perhitungan
pendeteksian tepi. Kernel yang digunakan dalam metode sobel ini adalah sebagai
berikut: Jurnal Komputer dan Informatika
(KOMPUTA) 26
Edisi. I Volume. 1, Maret 2012
Perhatikanlah
bahwa operator sobel menempatkan penekanan atau pembobotan pada piksel-piksel
yang lebih dekat dengan titik pusat jendela. Dengan demikian pengaruh
piksel-piksel tetangga akan berbeda sesuai dengan letaknya terhadap titik di
mana gradien dihitung. Gradien adalah hasil pengukuran perubahan dalam sebuah
fungsi intensitas, dan sebuah citra dapat dipandang sebagai kumpulan beberapa
fungsi intensitas kontinyu dari citra. Dari susunan nilai-nilai pembobotan pada
jendela juga terlihat bahwa perhitungan terhadap gradien juga merupakan
gabungan dari posisi horisontal dan vertikal.
5. IMPLEMENTASI
dan PENGUJIAN
Masukan (input) dari
program aplikasi yang dibuat adalah berupa file citra berukuran 400x300
(4:3) piksel agar lebih optimal. Program apliksi yang dibuat ini juga dapat
menerima masukan (input) berupa file citra dengan ukuran piksel yang
lebih besar, hanya saja waktu proses yang dibutuhkan akan semakin lama. Gambar
berikut memperlihatkan tampilan program ketika menampilkan file citra
warning.bmp yang baru saja di input kan atau di load ke dalam program.
Gambar 1.
Tampilan program ketika pertama kali file citra di masukan (load Image)
Keluaran (output) dari program aplikasi yang dibuat adalah berupa file citra
yang sudah mengalami pendeteksian tepi dengan menggunakan metode pendeteksian
tepi sobel yang nilai intensitasnya sudah kita tentukan besrta dengan
nilai-nilai MSE & PSNR. Di bawah ini diberikan contoh gambar ketika program
yang dibuat sudah melakukan pendeteksian tepi terhadap file citra
warning.bmp yang dimasukan tanpa mengubah nilai intensitas (nilai intensitas
sama dengan 0) pada metode pendeteksian tepi yang digunakan (metode
pendeteksian tepi sobel).
Gambar 2.
Tampilan program ketika sudah meakukan pendeteksian tepi terhadap file citra
yang dimasukan tanpa mengubah nilai intensitas pada metode pendeteksian tepi
yang digunakan Intensitas yang diberikan adalah kisaran dari 0 – 255. Dimana
nilai 0 merepresentasikan warna hitam sedangkan nilai 255 merepresentasikan
warna putih. Pada kasus yang kita hadapai, nilai-nilai ini begitu penting
karena dengan adanya nilai-nilai ini kita dapat mengetahui berapa nilai terbaik
agar dapat menghasilkan pendeteksian tepi yang sempurna dengan menggunakan
metode sobel. Dibawah ini merupakan tampilan program yang menunjukan hasil
pendeteksian tepi dengan menggunakan nilai intensitas 255.
Gambar 3.
Tampilan program yang menunjukan hasil pendeteksian tepi dengan menggunakan
nilai intensitas 255. Untuk dapat mengetahui pada nilai intensitas berapakah file
citra warning.bmp ini mendapatkan hasil terbaiknya ketika dideteksi tepinya
menggunakan metode pendeteksian tepi sobel, kita dapat melakukan perubahan
manual terhadap nilai intensitas pendeteksian tepi yang diberikan (antara 0
sampai 255) serta melihat nilai MSE (Mean Square Error) dan nilai PSNR (Pic
Signal to Noise Ratio) dimana kedua nilai ini berbanding terbalik. Untuk
nilai yang terbaik,kita berpatokan pada nilai PSNR yang terbesar.
Selain cara yang
telah dijelaskan di atas, ada lagi cara yang lebih mudah yang disediakan oleh
program yang telah dirancang. Yaitu dengan menekan tombol “Iteration” yang
berada pada Jurnal Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 27 Edisi. I Volume. 1,
Maret 2012 01234567891011937557391109127145163181199217235253IntensitasPSNR
bagian
bawah kanan dari form utama dengan terlebih dahulu memasukan berapa banyak
jumlah perulangan yang akan dilakukan. Untuk kasus file citra
warning.bmp ini, nilai PSNR yang terbesar terdapat pada nilai intensitas antara
79 sampai 81 dengan nilai PSNR sebesar 8,66. untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada daftar nilai PSNR untuk file citra warning.bmp pada halaman
lampiran. Dengan adanya daftar iterasi seperti terlampir, kita dapat mengetahui
pada intensitas berapa hasil dari pendeteksian tepi dengan menggunakan metode
pendeteksian tepi sobel ini menghasilkan pendeteksian tepi terbaik dengan
melihat nilai-nilai MSE dan PSNR yang didapat. Dibawah ini adalah tampilan
program ketika menampilkan hasil terbaik dari pendeteksian tepi file citra
warning.bmp dengan menggunakan metode pendeteksian tepi sobel dengan nilai
intensitasnya berada pada nilai kisaran 79 sampai 81 dan nilai PSNR nya
menunjukan nilai 8,66 (terbesar).
Gambar 4.
Tampilan program ketika menampilkan hasil pendeteksian tepi terbaik berdasarkan
nilai PSNR terbesar Untuk lebih jelasnya, perbandingan antara nilai PSNR dengan
nilai intensitas pada file citra warning.bmp dapat dilihat pada grafik
dibawah ini :
Gambar 5. Grafik
PSNR terhadap nilai intensitas pada file citra warning.bmp
6. KESIMPULAN
Dari hasil
implementasi dan pengujian program yang telah dibuat, kesimpulan yang didapat
antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Nilai PSNR yang diperoleh sangat tergantung sekali pada file citra yang
digunakan begitu juga nilai MSE nya.
b.
Semakin gelap (hitam) citra yang digunakan, maka nilai PSNR yang diperoleh juga
akan semakin besar. Begitu juga sebaliknya, semakin terang (putih) citra yang
digunakan, maka nilai PSNR yang diperoleh relatif kecil.
c. Pada file citra
yang cenderung gelap (hitam), kisaran nilai intensitas pun cenderung kecil dan
berbanding terbalik dengan nilai PSNR yang diperoleh. berlaku sebaliknya untuk file
citra yang cenderung terang.
DAFTAR PUSTAKA [1]
Usman Ahmad, Pengolahan Citra Digital dan Teknik Pemrogramannya, Graha
Ilmu, Yogyakarta, 2005. [2] Rinaldi Munir, Pengolahan Citra Digital dengan
Pendekatan Akgoritmik, Penerbit Informatika, Bandung, 2004. [3] Achmad
Basuki, Joshua F. Palandi, Fathurrochman, Pengolahan Citra Digital,
Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005. [4] Riyanto Sigit dkk, Step by step Pengolahan
Citra Digital, Penerbit Andi, Yogyakarta, 2004.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar