OPTIMALISASI
FIREWALL PADA JARINGAN
JURNAL ILMIAH
EKO PRASETYO
1113101004
TAHUN AJARAN 2014/2015
SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER PGRI BANYUWANGI
JL. A. YANI NO 80 BANYUWANGI TELP(03337700669) Email: stikom@stikombanyuwangi.ac.id
ABSTRAK
Jaringan komputer
bukanlah sesuatu yang baru saat ini. Hampir
di setiap perusahaan terdapat jaringan komputer
untuk memperlancar arus informasi di dalam perusahaan tersebut. Internet
yang mulai populer
saat ini adalah suatu jaringan
komputer raksasa yang merupakan
jaringan komputer yang terhubung dan dapat saling
berinteraksi. Hal ini dapat terjadi karena adanya perkembangan
teknologi jaringan yang sangat pesat. Tetapi dalam
beberapa hal terhubung dengan internet bisa menjadi suatu ancaman yang berbahaya, banyak serangan yang dapat terjadi
baik dari dalam maupun luar seperti virus, trojan, maupun hacker. Pada akhirnya security
komputer dan jaringan
komputer akan memegang peranan
yang penting dalam
kasus ini.
Suatu konfigurasi firewall
yang baik dan optimal dapat mengurangi ancaman-ancaman tersebut.
Konfigurasi firewall terdapat 3 jenis diantaranya adalah screened host firewall system (single-homed bastion),
screened host firewall system (Dual-homed bastion), dan screened subnet firewall. Dan juga mengkonfigurasikan firewall dengan membuka port- port yang tepat untuk melakukan
hubungan koneksi ke internet, karena dengan mengkonfigurasi port-port
tersebut suatu firewall
dapat menyaring paket-paket data yang masuk yang sesuai dengan
policy atau kebijakannya. Arsitektur firewall ini yang akan digunakan untuk
mengoptimalkan suatu firewall
pada jaringan.
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Internet seringkali disebut sebagai dunia tanpa
batas. Beragam informasi bisa didapat di internet
dan siapapun bisa mengakses informasi tersebut. Seiring perkembangan teknologi informasi, internet
tak hanya memberikan kontribusi positif bagi kehidupan tetapi
juga ancaman. Ancaman lebih menakutkan justru datang dari dunia maya, mulai dari serangan
virus, trojan, phishing
hingga cracker yang bias mengobok‐obok keamanan sistem komputer.
Terhubung ke internet ibaratnya membuka pintu
komputer untuk bisa diakses oleh siapapun.
Melalui pintu tersebutlah, anda dengan sangat mudah bisa menjelajahi belantara dunia maya entah itu untuk berbelanja online, membaca berita terkini, mengirim e‐mail dan lain sebagainya. Namun melalui pintu itu pulalah,
hacker bisa masuk dan dengan
mudah mengobok‐obok bahkan
mengambil alih kendali system komputer. Pada banyak kesempatan, kita perlu menentukan pilihan mana yang harus dipercaya
dan mana yang tidak.
Sekalipun sesuatu itu berasal dari sumber yang terpercaya dan aman untuk dijalankan. Bisa saja
Anda menerima e‐mail dari sumber terpercaya yang di dalamnya disertakan sebuah link dan mengkliknya. Namun siapa sangka jika ternyata
melalui link tersebut, hacker menyelipkan program
jahat untuk memata‐matai komputer
tanpa sepengetahuan Anda. Untuk itulah, komputer
membutuhkan suatu benteng
yang mampu melindungi komputer dari ancaman berbahaya di internet. Di dunia maya,
benteng ini disebut
dengan firewall.
Keamanan komputer maupun
jaringan komputer, terutama
yang terhubung ke internet harus direncanakan dan dikoordinasikan dengan baik agar dapat melindungi sumber daya (resource) dan investasi di dalamnya. Informasi
(data) dan service
(pelayanan) sudah menjadi
sebuah komoditi yang sangat penting. Kemampuan untuk mengakses dan
menyediakan informasi
secara cepat dan
akurat menjadi sangat
esensial bagi suatu organisasi, baik yang berupa
organisasi komersial (perusahaan), perguruan
tinggi, lembaga pemerintahan, maupun
individual (pribadi).
1.2 Tujuan
Berdasarkan dari latar belakang diatas tujuan dari
penelitian ini adalah agar dapat mengoptimalisasikan
firewall pada jaringan sehingga dapat mengurangi ancaman- ancaman yang terdapat
di dalam dunia internet dan kita menjadi merasa lebih nyaman menjelajahi dunia
internet.
1.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan
dalam pembuatan tulisan
jurnal ini adalah
dengan menggunakan Literatur. Dengan metode tersebut
penulis mengumpulkan berbagai informasi yang berhubungan dengan pokok pembahasan pada tulisan jurnal
ini.
BAB II
Landasan Teori
2.1 Jaringan Komputer
Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan
komputer, printer dan peralatan lainnya
yang terhubung. Informasi dan data bergerak melalui
kabel-kabel sehingga memungkinkan pengguna
jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama
sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan
jaringan. Tiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan
komputer dapat memiliki
dua, puluhan, ribuan
atau bahkan jutaan node.
Sebuah jaringan biasanya
terdiri dari 2 atau lebih komputer yang saling berhubungan diantara satu dengan yang lain, dan saling berbagi
sumber daya misalnya
CDROM, Printer, pertukaran file, atau memungkinkan untuk
saling berkomunikasi secara elektronik.
2.2 Jenis – Jenis
Jaringan
Ada 3 macam jenis jaringan, yaitu :
2.2.1
Local Area Network (LAN)
LAN adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relative kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti
sebuah perkantoran di sebuah gedung,
atau sebuah sekolah, dan biasanya tidak
jauh dari sekitar
1 km persegi.
2.2.1
Metropolitan Area Network (MAN)
MAN biasanya
meliputi area yang lebih besar dari LAN, misalnya antar wilayah dalam
satu propinsi. Dalam hal ini jaringan menghubungkan beberapa buah jaringan-jaringan kecil ke
dalam lingkungan area yang lebih besar, sebagai contoh yaitu jaringan Bank dimana beberapa kantor cabang
sebuah Bank di dalam sebuah kota besar dihubungkan antara
satu dengan lainnya.
2.2.1
Wide Area Network (WAN)
Wide Area Networks
(WAN) adalah jaringan yang lingkupnya biasanya
sudah menggunakan sarana Satelit ataupun kabel bawah laut
sebagai contoh keseluruhan jaringan BANK BNI yang ada di Indonesia ataupun
yang ada di Negara-negara lain.
2.3 Firewall
Internet merupakan sebuah
jaringan komputer yang sangat terbuka
di dunia, konsekuensi yang harus di tanggung adalah
tidak ada jaminan keamanan bagi jaringan yang terkait ke Internet. Artinya jika operator jaringan tidak
hati-hati dalam menset-up sistemnya, maka kemungkinan besar jaringan yang
terkait ke Internet akan dengan mudah dimasuki
orang yang tidak di undang dari luar. Adalah tugas dari
operator jaringan yang bersangkutan, untuk menekan
resiko tersebut seminimal
mungkin. Pemilihan strategi
dan kecakapan administrator
jaringan ini, akan sangat membedakan apakah suatu jaringan mudah ditembus atau tidak.
Firewall merupakan alat untuk mengimplementasikan kebijakan
security (security policy).
Sedangkan kebijakan security, dibuat berdasarkan perimbangan antara fasilitas yang disediakan dengan
implikasi security-nya. Semakin ketat kebijakan security, semakin kompleks konfigurasi layanan informasi atau semakin sedikit
fasilitas yang tersedia di jaringan. Sebaliknya, dengan semakin banyak fasilitas yang tersedia atau sedemikian sederhananya konfigurasi yang diterapkan, maka semakin mudah
orang orang ‘usil‘ dari luar masuk
kedalam sistem (akibat
langsung dari lemahnya
kebijakan security).
Dalam dunia nyata, firewall adalah dinding yang bisa memisahkan
ruangan, sehingga kebakaran
pada suatu ruangan tidak menjalar ke ruangan lainnya. Tapi sebenarnya firewall di Internet lebih
seperti pertahanan disekeliling benteng, yakni
mempertahankan terhadap serangan dari luar. Gunanya:
2.3.1
membatasi gerak orang yang
masuk ke dalam jaringan internal
2.3.2
membatasi gerak orang yang
keluar dari jaringan internal
2.3.3
mencegah penyerang
mendekati pertahanan yang berlapis
Jadi yang keluar masuk firewall harus acceptable. Firewall merupakan kombinasi dari router, server, dan software pelengkap yang tepat.
Firewall merupakan suatu cara/sistem/mekanisme yang diterapkan
baik terhadap hardware
, software ataupun sistem itu sendiri dengan tujuan untuk melindungi, baik dengan menyaring, membatasi atau bahkan menolak
suatu atau semua hubungan/kegiatan suatu
segmen pada jaringan pribadi dengan jaringan luar yang bukan merupakan ruang lingkupnya. Segmen tersebut
dapat merupakan sebuah workstation, server, router, atau local area network
(LAN) anda.
Firewall didefinisikan sebagai
sebuah komponen atau kumpulan komponen yang membatasi akses antara
sebuah jaringan yang diproteksi dan internet, atau antara kumpulan-kumpulan jaringan lainnya (Building Internet Firewalls, oleh Chapman dan Zwicky). A firewall is a system
or group of systems that enforces an access control
policy between two networks
(http://www.clark.net/pub/mjr/pubs/fwfaq/). The main purpose of a firewall system is to
control access to or from a protected network. It implements a network access
policy by forcing
connections to pass through the firewall, where they can be
examined and evaluated
(http://csrc.ncsl.nist.gov/nistpubs/800-10/node31.html).
2.4 Tugas –
Tugas Firewall
Firewall secara umum di peruntukkan untuk melayani :
2.4.1Mesin/Komputer
Setiap mesin komputer yang terhubung
langsung ke jaringan luar atau internet dan menginginkan semua yang terdapat
pada komputernya terlindungi.
2.4.2Jaringan
Jaringan komputer yang terdiri
lebih dari satu buah komputer
dan berbagai jenis topologi jaringan yang
digunakan, baik yang di miliki oleh perusahaan, organisasi dsb.
2.5 Karakteristik
Firewall
2.5.1 Seluruh hubungan/kegiatan dari dalam ke luar , harus melewati
firewall. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memblok/membatasi
baik secara fisik semua akses terhadap jaringan
lokal, kecuali melewati
firewall. Banyak sekali
bentuk jaringan yang memungkinkan.
2.5.2 Hanya Kegiatan yang
terdaftar/dikenal yang dapat melewati/melakukan hubungan, hal ini dapat dilakukan dengan mengatur policy pada
konfigurasi keamanan lokal. Banyak sekali jenis
firewall yang dapat dipilih sekaligus berbagai jenis policy yang ditawarkan.
2.5.3 Firewall itu sendiri haruslah kebal atau relatif
kuat terhadap serangan/kelemahan. Hal ini berarti
penggunaan sistem yang dapat dipercaya dan dengan operating system yang relatif aman.
BAB III
Pembahasan
Untuk melakukan optimalisasi
suatu firewall ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Diantaranya :
Yang pertama kita perlu menentukan Policy atau kebijakan firewall terebut. Kerena penentuan policy atau kebijakan
merupak hal yang sangat penting,
baik atau buruknya sebuah firewall sangat ditentukan oleh policy atau kebijakan yang diterapkan. Penentuan kebijakan tersebut meliputi :
1.
Menentukan apa saja yang perlu dilayani. Artinya apa saja yang akan dikenai kebijakan yang akan kita buat.
2.
Menentukan individu
atau kelompok-kelompok yang akan dikenai
policy atau kebijakan tersebut.
3.
Menentukan layanan-layanan
yang dibuthkan oleh tiap-tiap individu atau kelompok yang menggunakan jaringan.
4.
Berdasarkan setiap
layanan yang digunakan oleh individu atau kelompok tersebut akan ditentukan bagaimanan konfigurasi terbaik yang akan membuatnya semakin nyaman.
5.
Menerapkan semua policy
atau kebijakan tersebut.
Berikutnya dapat menganalisis daftar port-port yang digunakan
oleh berbagai protocol dan membuka port-port
tersebut kedalam firewall
dan port-port terebut
harus tepat. Server web biasanya
diidentifikasikan melalui port 80, FTP (File Transfer Protocol) melalui port 21, SSH melaui port 22. Port ini menunjukan port mana yang harus dibuka di sisi server web. Pada PC port-port yang
perlu dibuka adalah untuk membuat koneksi
keluar, settingan untuk
itu biasanya telah dilakukan oleh firewall secara otomatis ketika ketika kita menjalankan sebuah program
yang memerlukan koneksi ke internet. Ketika
kita telah mengetahui port-port mana saja yang dibutuhkan oleh program buka port-port tersebut
kedalam firewall.
Pada dasarnya, semakin
banyak port yang terbuka pada firewall maka semakin tidak aman PC tersebut,
terutama pada file dan printer-sharing di bawah
Windows. Hacker
sering menemukan
dan memanfaatkan titik-titik kelemahan yang ada. Jika kita sedang menggunakan
notebook yang terhubung ke hotspot umum tutup port-port yang terbuka. Firewall modern akan secara
otomatis mengenali jaringan dan mengkonfigurasi diri sendiri seseuai dengan situasi. Kebanyakan firewall masa kini menawarkan fungsi setting otomatis untuk
file dan printer-sharing. Pada firewall lain seperti XP-firewall harus setiap kali dikonfugurasi secara manual. Untuk mengaktifkan file dan printer-sharing, buka port TCP 139 dan 445 serta port UDP 137 dan 138 untuk data masuk. Selain itu kita perlu mengijinkan permintaan echo ICMP.
Apabila kita terkoneksi ke
internet melalui sebuah router ada baiknya jika mengkonfigurasi
router tersebut. Settingan router yang perlu dirubah adalah fungsi Port Forwarding yang harus diaktifkan, karena pada kebanyakan router suatu fungsi Port Forwarding biasanya telah dimatikan secara default. Dengan konfigurasi yang tepat, router akan menolak paket
IP dengan pengirim
palsu.
Pengoptimalisasian firewall yang berikutnya adalah menentukan
konfigurasi suatu firewall dengan tepat. Ada
beberapa konfigurasi firewall :
1.
Dual-homed host
Dual homed host bisa
menjadi router, namun untuk menjadi firewall lalu lalu-lintas IP dalam arsitektur ini benar-benar di-blok.
Jadi kalau ada paket yang mau keluar masuk, harus lewat proxy.
2.
Screened Host
Menggunakan bastion host
yang diletakkan dalam intranet, dan seluruh komunikasi keluar masuk harus melalui
proxy pada bastion
dan kemudian melalui
screening router. Bastion host merupakan sistem/bagian yang
dianggap tempat terkuat dalam sistem keamanan
jaringan oleh administrator.atau dapat di sebut bagian terdepan yang dianggap paling kuat dalam
menahan serangan, sehingga menjadi bagian terpenting dalam
pengamanan jaringan, biasanya
merupakan komponen firewall
atau bagian terluar sistem
publik.
Sekilas terlihat bahwa
dual-homed architecture lebih aman, tetapi dalam prakteknya banyak kegagalan sistem yang memungkinkan paket
lewat dari satu sisi ke sisi lainnya
dalam dual homed architecture. Jadi alasan utama menggunakan screened host architecture adalah karena
router lebih mudah diamankan ketimbang sebuah komputer/host. Kejelekan utama kedua-duanya adalah
mereka memiliki ‘single point of failure’.
3.
Screened Subnet
Alasan mengapa Bastion host
sering menjadi target serangan. Karena idenya
adalah kalau bastion host berhasil dibobol,
jangan sampai penyerang masuk ke dalam jaringan internal. Oleh karena itu bastion
host diletakkan di perimeter network. Untuk membobol jaringan, hacker
harus menyerang exterior
router dan interior router. Ada juga yang memiliki perimeter berlapis, dimana syaratnya agar efektif adalah sistem pertahan tiap lapis harus
berbeda-beda.
Perimeter network yaitu kalau ada orang yang berhasil menembus
ke exterior router dan bastion, maka sang
penyerang hanya bisa melihat paket yang berkeliaran di perimeter network saja. Jadi lalu-lintas komunikasi
pada jaringan internal (yang relatif sensitif) tidak dapat dilihat
oleh penyerang dari perimeter network.
Bastion host Bertindak sebagai titik masuk koneksi
dari luar, termasuk
SMTP, FTP dan DNS. Sedangkan untuk melakukan koneksi
dari client ke server di Internet dapat dilakukan dengan 2 cara:
Mengizinkan router-router agar klien bisa berhubungan dengan server Internet secara langsung.
Menggunakan proxy
server pada bastion.
Interior router melindungi
internal network dari Internet dan perimeter network. Sebaiknya
lalu-lintas yang diizinkan
antara bastion dengan
client, hanyalah yang penting-penting saja. Misalnya
hubungan SMTP antara bastion dengan mail server internal.
Perhatikan komputer server internal apa saja yang terhubung dengan bastion, karena itulah yang
akan menjadi target serangan jika bastion berhasil dihancurkan oleh hacker.
Exterior router pada prakteknya mengizinkan banyak paket keluar,
dan hanya sedikit memfilter paket masuk. Namun,
biasanya untuk screening network internal, settingnya
sama antara internal dan external router. Tugas utama external router adalah untuk memblok paket
yang memiliki alamat
yang palsu dari luar (karena berusaha menyamar dengan alamat
IP salah satu host dalam internal network). Karena
pasti dari Internet. Kenapa tidak di internal router? Karena masih bisa dari perimeter net yang sedikit
lebih trusted.
BAB IV
Kesimpulan
Suatu keamanan merupakan
suatu hal yang sangat penting dalam dunia internet baik keamanan komputer maupun keamanan jaringan yang
banyak dipenuhi dengan berbagai ancaman
baik dari dalam maupun dari luar, dan firewall merupakan solusi untuk dapat mengatasi keamanan tersebut.
Dengan suatu konfigurasi yang tepat pada firewall maka kemungkinan untuk mengamankan suatu data atau
komputer pada jaringan menjadi jauh lebih aman.
Konfigrasi suatu firewall
yang pertama adalah penentuan policy atau
kebijakan firewall tersebut
tentang apa saja yang akan dikenai kebijakan tersebut, siapa saja yang akan dikenai kebijakan tersebut dan
layanan-layanan yang dibutuhkan tiap individu
tersebut. Kemudian menentukan port-port yang digunakan oleh
berbagai protokol dan membuka port-port
tersebut kedalam firewall, dan juga membuka port yang digunakan untuk file sharing dan request ping.
Selanjutnya adalah menentukan suatu konfigurasi yang tepat dan sesuai dengan keadaan jaringannya. Screened
subnet merupakan konfigurasi yang paling
tinggi tingkat keamanannya, karena pada konfigurasi ini digunakan 2 buah paket filtering router, sehingga
jaringan local menjadi tidak terlihat (invisible)
dan tidak dapat mengkonstruksi
routing langsung ke internet atau dengan kata lain internet menjadi invisible karena router luar
yang akan melayani hubungan antara internet dan bastion host, namum bukan
berarti jaringan local
tidak dapat melakukan koneksi ke internet.
Dengan konfigurasi tersebut
memungkinkan firewall kita dapat menigkatkan
keamanan yang jauh lebih baik dari ancaman-ancaman internet. Namun tidak menutup
kemungkinan bahwa jaringan kita tetap dapat diserang oleh
hacker yang serangannya sangat terarah. Namun lebih baik sedikit
terlindungi daripada tidak sama sekali.
Daftar Pustaka
5.http://www.ictwatch.com/internetsehat/download/internetsehat-modulemanual/modul_personalfirewall.pdf
6.http://www.ictwatch.com/internetsehat/download/internetsehat- modulemanual/modul_personalfirewall.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar