PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN ABSORPTIVE CAPACITY TERHADAP
PERILAKU SHARING KNOWLEDGE
ARTIKEL
Oleh :
ELDY SATRIYA WIBAWA
1112100875
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA
SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER PGRI
BANYUWANGI
ABSTRAK
Pengaruh Teknologi Informasi dan Absorptive Capacity Terhadap Perilaku Sharing Knowledge
(Suatu Studi Pada PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan
Banten)
Keberhasilan perusahaan dapat dicapai melalui pemilihan strategi-strategi yang tepat, diantaranya melalui
kemampuan perusahaan dalam memberikan respon
terhadap perkembangan teknologi dan juga melalui kemampuan perusahaan dalam
mengembangkan kapasitas penyerapan untuk dapat
melakukan pembagian pengetahuan secara efektif dalam pengelolaan aset pengetahuan yang mereka
miliki. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis melakukan pengujian terhadap faktor
yang menjadikan teknologi informasi dan absorptive capacity ini sebagai pendorong terjadinya proses sharing knowledge.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pelaksanaan teknologi
informasi dan absorptive capacity serta pengaruh teknologi informasi dan absorptive
capacity terhadap perilaku sharing knowledge baik secara parsial maupun
simultan pada PT
PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan
Banten.
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif verifikatif dengan pendekatan metode survey. Analisis data statistik menggunakan statistik non parametris dengan
menggunakan rank spearman,
uji t, uji F dan koefisien determinasi.
Dalam
penelitian ini penulis menyebar 25 kuesioner tapi hanya 21 yang kembali. Dengan hasil kuesioner tersebut penulis dapat menyimpulkan
bagaimana teknologi informasi, absorptive capacity dan sharing knowledge dari para karyawan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Dari
hasil penelitian tersebut didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh teknologi informasi dan absorptive
capacity terhadap perilaku
sharing knowledge secara parsial maupun simultan. Besarnya pengaruh teknologi
informasi terhadap perilaku sharing knowledge yaitu sebesar 75,86% dan absorptive capacity terhadap perilaku sharing knowledge yaitu sebesar 48,58%, sedangkan besarnya pengaruh secara simultan (bersama-sama) yaitu sebesar 82,45% dan sisanya
sebesar 17,6% dipengaruhi variabel-variabel lain yang
tidak diteliti.
Kata Kunci : Teknologi Informasi, Absorptive Capacity, dan Sharing Knowledge.
1.
Pendahuluan
Menghadapi era globalisasi saat ini, terjadi berbagai perubahan hampir di seluruh aspek kehidupan. Beberapa waktu yang lalu hampir seluruh negara di dunia juga mengalami krisis financial (krisis keuangan) dimana baik di negara maju maupun negara berkembang mengalami kesulitan di bidang perekonomian. Begitu juga pada aspek perekonomian di negara Indonesia, dengan adanya krisis ekonomi membawa dampak persaingan dunia bisnis yang semakin ketat. Perusahaan yang merupakan suatu entitas ekonomi yang didirikan untuk menyediakan barang maupun jasa yang diperlukan masyarakat dituntut pula untuk dapat menghadapi ketatnya persaingan
tersebut.
Selain dengan adanya dukungan dari teknologi informasi terdapat pula salah satu
kunci lainnya dari sharing knowledge yakni absorptive
capacity. Dalam Theory of Absorptive Capacity, absorptive capacity (daya serap) seseorang merupakan kemampuan untuk mengakui nilai baru, informasi eksternal, mengasimilasi, dan menerapkannya untuk tujuan komersial sangat penting untuk kemampuan inovatif.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis merasa tertarik untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sharing knowledge tersebut, namun penulis tidak mengambil seluruh variabel dari penelitian yang dilakukan oleh Eliada Herwiyanti untuk diteliti kembali dengan pertimbangan bahwa penulis hanya memilih variabel yang dianggap lebih berkaitan dengan personality dari para karyawan
itu sendiri. Adapun
judul penelitian yang diambil
oleh penulis adalah :
“Pengaruh Teknologi Informasi dan Absorptive Capacity Terhadap Perilaku Sharing Knowledge”. (Suatu Studi Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten)
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mendeskrippsikan adakah
pengaruh teknologi informasi dan Absorptive Capacity
Terhadap Perilaku
Sharing Knowledge.
2.
Metode Penelitian
Berdasarkan variabel yang diteliti maka dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif dan verifikatif, dimana penelitian ini berupaya untuk mendeskripsikan dan juga menginterpretasikan pengaruh antara variabel-variabel yang akan ditelaah hubungannya serta tujuannya untuk menyajikan gambaran secara terstruktur, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar variabel yang diteliti.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai keadaan maupun situasi, atau berbagai variabel yang timbul dimasyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi untuk kemudian mengangkat karakter atau gambaran tentang kondisi, keadaan, situasi, ataupun variabel tersebut ke permukaan. Sedangkan penelitian verifikatif bertujuan untuk memprediksi dan menjelaskan hubungan
atau pengaruh dari satu variabel
ke variabel lainnya.
Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian
deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode penelitian yang digunakan
adalah metode survey.
3.
Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Hasil
penelitian ini diperoleh dari jawaban kuesioner yang disebarkan 21 responden pada bagian akuntansi dan bagian teknologi informasi (IT) di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Untuk mengetahui hasil penelitian ini, maka penulis akan mengolah hasil jawaban responden menjadi
sebuah data. Untuk lebih jelasnya, penulis akan menyajikan hasil penelitian mengenai sharing knowledge yang diturunkan kedalam dimensi Knowledge
Donating dan Knowledge Collecting karyawan pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten dengan hasil sebagai
berikut :
1.
Knowledge Donating
Untuk mengetahui hasil jawaban responden mengenai sharing
knowledge karyawan dengan dimensi knowledge donating pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten yang diturunkan dalam
indikator-indikator sebagai berikut :
Kemampuan memberikan pengetahuan tacit di bagian yang sama
Kemampuan memberikan pengetahuan explicit
di bagian yang sama
Kemampuan memberikan pengetahuan tacit di bagian yang berbeda
2.
Knowledge Collecting
Untuk mengetahui hasil jawaban responden mengenai sharing
knowledge karyawan dengan dimensi knowledge collecting pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat
dan Banten yang diturunkan dalam
indikator-indikator sebagai berikut :
Kemampuan mengumpulkan
pengetahuan
tacit di bagian yang sama
Kemampuan mengumpulkan
pengetahuan
explicit di bagian yang sama
Kemampuan mengumpulkan
pengetahuan
tacit di bagian yang berbeda
Kemampuan mengumpulkan
pengetahuan
explicit di bagian yang berbeda
Berdasarkan indikator di atas, dapat diketahui bahwa hasil jawaban responden mengenai sharing knowledge dilihat dari dimensi knowledge collecting pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten, sebagian besar menjawab “Sangat Setuju” dengan presentase 41,90% sedangkan yang menjawab “Setuju” sebesar 41,90%, dan sebesar 18,10% yang menjawab “Ragu-ragu”. Hal ini menunjukkan bahwa di perusahaan para karyawan di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten
telah dapat saling berkonsultasi untuk mengkomunikasikan modal intelektual yang dimiliki, selain itu para karyawan juga telah mampu mengumpulkan pengetahuan (tacit dan explicit) seperti pengalaman kerja, gagasan, keahlian, dan juga informasi
kontekstual yang mereka miliki terhadap rekan
kerjanya yang lain
pada saat mereka melakukan
aktivitas komunikasi
tersebut.
4.
Penutup
Berdasarkan hasil penelitian tentang
pengaruh teknologi informasi dan absorptive capacity terhadap perilaku sharing knowledge, penulis dapat menyimpulkan
bahwa teknologi informasi dan absorptive capacity berpengaruh secara baik dan positif terhadap perilaku sharing knowledge. Dimana dengan adanya perilaku sharing knowledge tersebut akan mempengaruhi perkembangan perusahaan kearah yang lebih
baik lagi. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari pernyataan-pernyataan
berikut
ini :
1.
Pelaksanaan teknologi informasi di PT PLN (Persero) Distribusi Jawa barat dan Banten telah dijalankan dengan baik, hal ini didukung oleh indikator penelitian yaitu kemanfaatan (menjadikan pekerjaan lebih mudah/makes job easier, bermanfaat/usefull, dan juga menambah
produktivitas/increase productivity) dan efektivitas (mempertinggi efektivitas/enchance effectiveness dan mengembangkan kinerja pekerjaan/improve the job performance).
2.
Pelaksanaan absorptive capacity pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa barat dan
Banten telah mampu dilaksanakan dan terapkan dengan baik, hal ini didukung oleh indikator penelitian yaitu Potential
Absorptive Capacity/Potensi Serap Kapasitas (acquisition/akuisisi kemampuan dan assimilation/asimilasi kemampuan) dan
Realized Absorptive Capacity/Daya Serap Realisasi (transformation/transformasi kemampuan danexploitation/eksploitasi kemampuan).
3.
Hasil
penelitian menunjukkan terdapat pengaruh dari teknologi informasi dan absorptive capacity terhadap perilaku sharing knowledge pada PT PLN (Persero) Distribusi Jawa barat dan Banten baik secara parsial mauupun simultan. Besarnya pengaruh
teknologi informasi terhadap perilaku sharing knowledge yaitu sebesar 75,8% dan absorptive capacity terhadap perilaku sharing
knowledge 48,58%, sedangkan besarnya pengaruh teknologi informasi dan absorptive
capacity secara simultan (bersama-sama) yaitu sebesar 82,4% dan sisanya sebesar 17,6% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang
tidak dimasukkan oleh penulis dalam penelitian ini, misalnya seperti extrinsic motivation, channel richness, budaya dan iklim organisasi,
dan lain-lain
RUJUKAN :
Andrawina, L.
and Govindaraju. 2008.
Knowledge Sharing Capability
Absorptive Capacity,
and Innovation an Empirical Study of Indonesia’s Information and Computer
Technology Industries
Tidak ada komentar:
Posting Komentar